Labels

Jumat, 08 Maret 2013

SEJARAH MP3

SEJARAH SINGKAT MP3


 



Format musik digital MP3 bisa menerobos kemana-mana adalah berkat jasa dua orang Jerman, Dieter Seitzer dan Heinz Gerhauser. Mereka inilah yang mengawali pengembangan MP3 dari Fraunhofer Institute, Erlangen, Jerman. Banyak format untuk musik rekaman di internet, tapi sejauh ini yang paling populer dalam waktu singkat adalah MP3, yang secara teknis disebut MPEG 1 Audio Layer3.
Kreasi MP3 adalah produk banyak orang, tetapi tim kedua profesor ini yang membuat terobosan berarti. Seitzer memimpin sejak 1985-1993, dilanjutkan Gerhauser sejak 1993. Mereka saat itu berusaha menyusun algoritma yang mampu membuat musik yang dipecah kodenya dan terdengar se-realistik mungkin bagi telinga.
Awalnya dari proyek EUREKA EU147, digagas Digital

Keyboard Instrument

Keyboard
Keyboard Instrument sudah ada sejak zaman kuno dan tidak jelas awalnya yang tepat Keyboard lebih kecil dari piano dan lebih mudah untuk dipindah-pindah (fleksibel) karena bentuknya seperti papan. Pada abad ke-14, tuts pada instrumen keyboard sangat lebar hingga beberapa sentimeter dan nada harmoni yang dihasilkan pun tidak banyak. Masing-masing kelompok nada penuh dan semi-tone dibedakan dengan warna gelap dan terang. Kemudian terjadi penyempurnaan pada abad ke-16 sehingga nada diatonis dapat dicakup dalam satu tangan. Nada diatonis terbagi dalam 12 nada, yakni nada penuh dan semi-tone.
Pada abad ke-20 barulah muncul keyboard elekronik yang dipasarkan oleh Laurens Hammond di Amerika Serikat, tepatnya yaitu pada tahun 1935. Dengan keyboard, bisa diciptakan musik seperti sebuah orkestra. Keyboard terus berkembang seiring dengan zaman.
Itulah sejarah singkat mengenai keyboard yang dapat saya share untuk sobat. semoga postingan  Sejarah Alat Musik Keyboard | Keyboard Alat Musik  | KEYBOARD  ini bisa bermanfaat. Terima kasih sudah berkunjung. Tunggu artikel lainnya yang berkaitan dengan postingan. Lets Stay aja sob!!! :-)

sasando

sejarah sasando

Alkisah, ada seorang pemuda bernama Sangguana di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Suatu hari ia menggembala di padang sabana. Ketika merasa lelah dan ngantuk, ia pun jatuh tertidur di bawah sebuah pohon lontar. Dalam tidur, ia bermimpi memainkan sebuah alat musik misterius. Ketika terbangun ia masih mengingat nada-nada yang dimainkannya. Saat kembali tidur, anehnya ia kembali memimpikan hal yang sama. Akhirnya, berdasarkan mimpinya itu Sangguana memutuskan membuat sebuah alat musik dari daun lontar dengan senar-senar di tengahnya.

Alat musik yang mirip harpa itu sekarang dikenal sebagai sasando. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7.
 

Blogger news

Brown Bow Tie

Blogroll

About